Model Desain Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
DOI:
https://doi.org/10.32585/edudikara.v6i3.244Keywords:
pendidikan inklusif, kurikulm, pembelajaranAbstract
Penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia, contohnya di Kota Banjarmasin belum berjalan maksimal, karena beberapa persyaratan standar penyelenggaraan pendidikan inklusif tidak dipenuhi. Oleh sebab itu, pengembangan model desain penyelenggaraan pendidikan inklusif menjadi lebih penting agar bisa digunakan secara seragam untuk melihat keberhasilan implementasi pendidikan inklusif di Indonesia. Model desain penyelenggaraan pendidikan inklusif terdiri dari 6 standar, yaitu: sistem rekrutment ABK, sistem rekrutment GPK, modifikasi kurikulum dan evaluasi pembelajarannya, aksesbilitas dan sarana-prasarananya, pendanaan/pembiyaan, dan peran komite sekolah. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan suatu model desain penyelenggaraan pendidikan inklusif yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan amanah konstitusi Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Model desain penyelenggaraan pendidikan inklusif yang terdiri dari 6 standar ini nantinya dapat menjadi bahan rekomendasi kepada sekolah dan komite sekolah dalam menyiapkan prosedur standar operasional (SOP).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.